Selasa, 07 April 2015

Makalah Merek dan Produk

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk perusahaan dan disisi lain keadaan tersebut memunculkan persaingan yang ketat antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Fenomena persaingan ini akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar. Salah satu aset untuk mencapai keadaan tersebut adalah dengan merek. Merek memegang peranan yang sangat penting, salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara konsumen dengan penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi tidakmungkin menawarkan janji emosional yang sama. Kualitas produk dapat dilihat dari ekuitas mereknya seperti produk Telkomsel Flash yang banyak digunakan pelanggan karena penggunaannya yang mudah dan harganya terjangkau serta produknya yang inovatif.
Merek adalah ekuitas perusahaan yang menambahkan nilai pada produk dan pelayanan yang ditawarkan. Merek merupakan aset yang berharga bagi perusahaan untuk memikat hati konsumen untuk memakai produk yang ditawarkan. Semua langkah yang dilakukan oleh  perusahaan terhadap produk yang dihasilkan merupakan bagian dari cara untuk membangun suatu merek, dimana merek bukan lagi sekedar nama atau simbol bagi perusahaan tetapi juga sebagai payung yang mempresentasikan produk atau jasa yang perusahaan hasilkan dan tawarkan kepada konsumen. Merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo cap atau kemasan) untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok  penjual tertentu serta membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan para pesaing (A.B. Susanto dan Himawan Wijanarko, 2004). Perkembangan merek selanjutnya dipengaruhi oleh perubahan internal maupun eksternal. Merek adalah indicator value yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan.


1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang saya buat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.              Apa yang dimaksud dengan produk ?
2.              Bagaimana hierarki dan klasifikasi produk ?
3.              Apa yang dimaksud dengan merek ?
4.      Bagaimana cara mengukur ekuitas merek dan merencanakan strategi penetapan merek yang tepat ?

1.3 Tujuan Penulisan
·         Agar kita mengetahui barang dan jasa yang di hasilkan berkualitas, tahan lama dan terjangkau oleh konsumen.
·         Dalam pembahasan mengenai merek, banyak hal yang harus dipertimbangkan agar bagaimana produk tersebut dapat diterima oleh konsumen.
·         menentukan bagaimana konsumen merasa puas dengan adanya merek yang berkualitas.
·          memperkenalkan dan menawarkan produk tidak terlepas dari merek yang dihandalkan oleh perusahaan terhadap konsumen.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Produk
2.1.1             Karakteristik Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.
Tingkat Produk : Hierarki Nilai Pelanggan
·         Pada tingkat dasar adalah manfaat inti (core benefit) : layanan atau manfaat yang benar – benar dibeli pelanggan.
·         Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product).
·         Pada tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan (expected product).
·         Pada tingkat ke empat, pemasar menyiapkan produk tambahan (augmented product) yang melebihi harapan pelanggan.
·         Tingkat kelima adalah produk potensial (potencial product) .

2.1.2    Hierarki Produk
Hierarki produk membentang dari kebutuhan dasar sampai barang tertentu yang memuaskan kebutuhan tersebut.
Terdapat enam tingkat hierarki produk, dengan menggunakan asuransi jiwa sebagai contohnya :
·         Keluarga kebutuhan (need family) – kebutuhan inti yang mendasari keberadaan keluarga. produk. Contoh: keamanan
·         Keluarga produk (product family) – semua kelas produk yang dapat memuaskan kebutuhan inti dengan efektivitas yang masuk akal.  Contoh: tabungan dan penghasilan.
·         Kelas produk (product class) – kelompok produk di dalam keluarga produk yang dikenal  memiliki fungsional tertentu yang koheren. Dikenal juga sebagai kategori produk. Contoh : instrumen keuangan.
·         Lini produk (product line) – kelompok produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat karena mempunyai fungsi yang serupa, dijual kepada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui gerai atau saluran yang sama, atau masuk dalam kisaran harga tertentu. Lini produk dapat terdiri dari berbagai merek, atau satu merek keluarga, atau merek individu yang sudah diperluas lininya. Contoh : Asuransi jiwa.
·         Tipe produk (product type) – sekelompok barang di dalam lini produk yang berbagi satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk.  Contoh: asuransi jiwa berjangka.
·         Merek – nama yang dapat dihubungkan / diasosiasikan dengan satu atau lebih barang atau hal yang melihat dalam lini produk dan digunakan untuk mengenal sumber atau ciri barang / hal tersebut. Contohnya : “Bumiputera”
·         Jenis produk disebut juga unit pemnyimpanan stok atau varian produk – unit yang berbeda di dalam lini produk atau merek yang dibedakan berdasarkan ukuran, harga, tampilan, atau beberapa atribut lain. Misalnya : asuransi jiwa berjangka prudential yang dapat diperbarui.

2.1.3    Klasifikasi Produk
1)    Ketahanan (Durability) dan Keberwujudan (Tangibility)
·         Barang – barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti bir dan sabun.
·         Bahan tahan lama (durable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dapat di gunakan untuk wa ktu yang lama, seperti kulkas, alat - alat mesin, dan pakaian.
·         Jasa (services) adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi , dan dapat musnah.
2)    Klasifikasi Barang Konsumen
1.      Konsumen biasanya sering membeli barang sehari - hari (convenience goods ) dengan segera dan dengan usaha minimum.
Barang sehari - hari dibagi lagi ke dalam :
ü  Barang kebutuhan pokok/staples adalah barang yang dibeli konsumen secara teratur.
ü  Barang impuls dibeli tanpa usaha perencanaan atau pencarian.
ü  Barang darurat dibeli ketika ada kebutuhan mendesak.
2.      Barang belanja (shopping goods) adalah barang yang secara karakteristik dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya.
ü  Barang belanja homogen mempunyai kualitas yang serupa tetapi harganya cukup berbeda sehingga memberikan alasan kuat bagi perbandingan belanja.
ü  Barang belanja heterogen mempunyai fitur produk dan jasa yang berbeda yang mungkin lebih penting dari pada harga.
3.      Barang khusus (specialty goods) mempunyai karakteristik atau identifikasi merek yang unik di mana ada cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus.
4.      Barang yang tak dicari (unsought goods) adalah barang yang tak dikenal konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli, seperti detektor asap.
3)    Klasifikasi Barang Industri
1.      Bahan dan Suku Cadang (materials and parts) adalah barang yang seluruhnya menjadi bagian dari produk produsen. Bahan suku dan cadangan dibagi menjadi dua kelas yaitu:
ü  Bahan mentah dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu: - produk pertanian (gandum, kapas, ternak, buah-buahan, dan sayur mayur) dan - produk alami (ikan, kayu, minyak mentah, biji besi)
ü  Bahan dan suku cadangan manufaktur dibagi menjadi dua kategori yaitu : bahan komponen – diproses lagi - (besi, benang, semen, kabel) dan suku cadang komponen – produk jadi, tanpa perubahan bentuk - (motor kecil, ban, cetakan)
2.      Barang modal (capital items) adalah barang tahan lama yang memfasilitasi  pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang modal mencakup dua kelompok yaitu:
ü  Instalansi merupakan pembelian langsung, terdiri dari bangunan (pabrik, kantor) dan peralatan berat (generator, mesin pancang, komputer mainframe, lift)
ü  Peralatan meliputi perlengkapan dan peralatan pabrik portabel (perkakas, trus pengangkat) dan perlengkapan kantor (komputer pribadi, meja)
   Layanan bisnis dan pasokan (supplies and business services) adalah barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Ada dua macam pasokan yaitu:
 Barang pemeliharaan dan perbaikan (cat, paku, sapu)
 Pasokan operasi (pelumas, batu bara, kertas tulis, pensil

4.      Sistem dan Bauran produk
  Sistem produk (product system) adalah kelompok yang berbeda tetapi berhubungan dan berfungsi dengan cara yang kompatibel. Misalnya telepon genggam yang dapat dipasang termasuk headset, kamera, pemutar mp3 dan sebagainya.
  Bauran produk (product mix), disebut juga pilihan produk adalah kumpulan semua produk dan barang yang ditawarkan untuk dijual oleh penjual tertentu. Bauran produk perusahaan mempunyai:
 Lebar bauran produk mengacu pada beberapa banyak lini produk  berbeda yang dijual perusahaan.
 Panjang bauran produk mengacu pada jumlah total produk dalam bauran. Dengan ini dapat menyebutkan panjang rata-rata dari lini, didapatkan dengan membagi panjang total dengan jumlah lini .
 Kedalaman bauran produk mengacu pada banyaknya varian yang ditawarkan masing-masing produk dalam lini. Dapat dihitung dengan mencari rata-rata jumlah varian dalam kelompok merek.
 Konsistensi bauran produk mengacu seberapa dekat hubungan dari berbagai lini produk pada pengguna akhir, persyaratan produksi, saluran distribusi, atau dengan cara lain.

2.2  Pengertian Merek
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semua hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Merek dapat berupa logo, nama, merk dagang atau simbol lain. Berdasarkan UU merek dagang, penjual diberikan hak ekslusif untuk menggunakan merek untuk selamanya. Merek berbeda dengan aktiva lain seperti hak paten dan hak cipta yang mempunyai batas waktu. Merek lebih dari sekedar simbol.
-          Nama merek Sebagian dari merek, dan yang dapat diucapkan
-          Tanda merek Sebagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan
-          Tanda merek dagang Merek atau sebagian dari merek yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa.
-          Hak cipta Hal istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tual, karya musik atau karya seni.
Merek dapat memiliki enam level pengertian : 
1.      Atribut : Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu, misalnya Mercedes mengingatkan kita akan produk yang dirancang dengan baik, bergengsi tingggi.
2.      Manfaat : atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional, misal : ”mobil ini membuat saya menjadi penting dan dihargai. 
3.      Nilai : merek juga menyatatakan sesutu tentang produsen, jadi mercedes berarti kinerja tinggi, kemananan, gengsi dan lain – lain.
4.      Budaya : merek juga mewakili budaya tertentu, misalnya mercedes mewakili budaya Jerman yang efisien, bermutu tinggi dan terorganisasi.
5.      Kepribadian: merek mencerminkan kepribadian tertentu misal, mercedes mencerminkan kepribadian pemimpin yang masuk akal.
6.      Pemakai : Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. 
Ruang Lingkup Penetapan Merek (Branding) Penetapan merek (branding ) adalah memberikan kekuatan merek kepada produk dan jasa. Penetapan merek adalah menciptakan perbedaan antarproduk (Kotler & Keller, 2009:260). Pemasar dapat menetapkan merek pada seluruh jenis produk, baik berupa barang fisik, jasa, orang, tempat, ide, ataupun organisasi. Penetapan merek dapat membantu konsumen mengatur pengetahuan mereka tentang produk dan jasa dengan cara menjelaskan pengambilan keputusan mereka dan dalam prosesnya, memberikan nilai bagi perusahaan. Agar strategi penetapan merek berhasil dan nilai merek dapat tercipta, maka pemasar harus dapat meyakinkan konsumen bahwa terdapat perbedaan  berarti di antara merek dalam kategori produk ataupun jasa.

2.2.1 Mengukur Ekuitas Merek 
 Kotler dan Keller (2009 : 274 - 275) mengemukakan dua pendekatan dasar untuk mengukur ekuitas merek sebagai berikut :
1.      Pendekatan tidak langsung.
Pendekatan ini menilai sumber ekuitas merek yang  potensial dengan mengidentifikasi dan melacak struktur pengetahuan merek konsumen.
2.      Pendekatan langsung.
Pendekatan ini menilai dampak aktual pengetahuan merek terhadap respons konsumen pada berbagai aspek pemasaran.
1)      Penilaian Merek Valuasi merek adalah pekerjaan memperkirakan nilai keuangan total merek. Seperti penilaian dari setiap produk, review diri, atau konflik kepentingan jika orang-orang yang menghargai merek juga terlibat dalam penciptaannya. Standar dari proses yang tepat menilai merek dan menetapkan enam persyaratan utama, transparansi, validitas, reliabilitas, kecukupan, objektivitas dan keuangan, perilaku dan hukum parameter. Valuasi merek dibedakan dari ekuitas merek.
2)      Mengelola Ekuitas Merek tindakan pengelolaan ekuitas merek menurut Kotler & Keller (2009 : 277, 279) sebagai  berikut :
Penguatan merek Sebagai aset perusahaan yang umurnya panjang, merek perlu dikelola dengan baik, sehingga nilainya tidak Pengelolaan merek yang efektif membutuhkan tindakan pemasaran jangka  panjang. Terdapat dua menyusut. Pada beberapa titik, kegagalan untuk memperkuat merek akan menghilangkan kesadaran merek dan memperlemah citra merek.
Ekuitas merek diperkuat oleh tindakan pemasaran yang secara konsisten menyampaikan arti suatu merek dalam hal:
 Produk apa yang dipresentasikan oleh merek, apa manfaat inti yang diberikan, dan kebutuhan apa yang dipenuhi.
 Bagaimana merek membuat produk menjadi unggul, dimana asosiasi merek yang kuat, disukai, dan unik harus berada dalam pikiran konsumen.
 Revitalisasi merek Hal pertama yang harus dilakukan dalam merevitalisasi merek adalah memahami sumber- sumber apa dari ekuitas merek yang dapat dipergunakan. Revitalisasi merek perlu dilakukan mengingat terjadinya perubahan selera dan preferensi konsumen, kemunculan pesaing  baru/teknologi baru, ataupun jenis perkembangan lainnya dalam lingkungan pemasaran yang dapat mempengaruhi peruntungan merek.

2.2.2 Merencanakan Strategi Penetapan Merek  (Branding Strategy) 
   Strategi penetapan merek perusahaan mencerminkan jumlah dan jenis, baik elemen merek umum maupun unik yang diterapkan perusahaan pada produk yang dijualnya. Keputusan strategi penetapan merek yang pertama adalah apakah pemasar akan mengembangkan nama merek untuk sebuah produk. Apabila memutuskan untuk memberi merek pada produk atau  jasanya, maka perusahaan itu harus memilih nama merek mana yang akan digunakan.  
Terdapat empat strategi penamaan merek menurut Kotler & Keller (2009 : 281) sebagai  berikut :   
1.      Nama individual. Kelebihan utama strategi ini adalah perusahaan tidak menghubungkan reputasinya dengan produk. Jika produk gagal atau memiliki kualitas rendah, citra  perusahaan tidak akan terganggu.
2.      Nama keluarga selimut. Banyak perusahaan menggunakan merek korporat perusahaan mereka untuk seluruh   produknya. Kelebihan strategi ini adalah biaya pengembangan dengan jenis nama merek ini lebih rendah. Strategi ini dapat memberikan nilai tidak  berwujud yang lebih besar bagi perusahaan.
3.      Nama keluarga terpisah untuk semua produk
4.      Nama korporat digabungkan dengan nama individual  Nama perusahaan memberikan legitimasi dan masing-masing nama individual mencirikan  produk baru. Dua komponen kunci strategi penetapan merek menurut Kotler & Keller (2009:282, 284) adalah sebagai berikut:
1)      Perluasan Merek (Brand Extension)
 Ketika perusahaan menggunakan merek yang sudah mapan untuk memperkenalkan sebuah  produk baru, produk itu disebut perluasan merek (brand extension). Banyak perusahaan memutuskan untuk melipatgandakan aset mereka yang paling berharga dengan memperkenalkan sejumlah produk baru di bawah nama merek terkuat mereka. Perluasan merek dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu : a. Perluasan lini, dimana merek induk mencakup produk baru di dalam kategori produk yang dilayaninya saat ini, seperti rasa, bentuk, warna, bahan, dan ukuran kemasan yang  baru.  b. Perluasan kategori, dimana merek induk digunakan untuk memasuki kategori produk  berbeda dari kategori yang dilayaninya saat ini Contoh : Sabun mandi lifebuoy yang memperluas mereknya pada kategori produk shampo.
2)      Keunggulan perluasan merek adalah :
a.       Meningkatnya peluang keberhasilan produk baru. Perluasan merek merupakan cara yang kuat untuk memasuki pasar konsumen. Konsumen dapat menyusun ekspektasi tentang komposisi dan kinerja produk baru berdasarkan apa yang telah mereka ketahui tentang merek induk dan sejauh mana mereka merasa informasi tersebut relevan dengan produk  baru.
b.      Efek umpan balik positif. Perluasan merek dapat membantu mengklarifikasi arti merek dan nilai merek intinya atau meningkatkan loyalitas dan persepsi konsumen tentang kredibilitas perusahaan di balik perluasan. Perluasan lini dapat memperbarui minat dan kesukaan terhadap merek dan menguntungkan merek induk dengan memperluas cakupan  pasar. Selain memiliki keunggulan, perluasan merek juga memiliki kelemahan sebagai berikut :
1.      Menyebabkan nama merek tidak terlalu kuat teridentifikasi dengan produk manapun. Hal ini dapat dikatakan sebagai dilusi merek, yaitu terjadi ketika konsumen tidak lagi mengasosiasikan merek dengan produk yang spesifik atau produk yang sangat mirip dan mulai kurang memikirkan merek.
2.      Perusahaan kerap melewatkan peluang untuk menciptakan merek baru dengan citra unik dan ekuitasnya sendiri.
3.      Jika perluasan merek gagal dilakukan, maka akan mempengaruhi citra merek induk dalam prosesnya.
4.      Sekalipun penjualan perluasan merek tinggi, namun pendapatannya mungkin datang dari konsumen yang beralih ke perluasan dari penawaran lama merek induknya, yang berarti mengkanibalisasi merek induk.
3)      Portofolio Merek 
 Portofolio merek (brand portofolio) adalah kumpulan semua merek dan lini merek yang ditawarkan perusahaan tertentu untuk dijual dalam satu kategori atau segmen pasar tertentu (Kotler & Keller, 2009:285).
Pentingnya melakukan portofolio merek karena beberapa alasan sebagai berikut:
·         Meningkatkan kehadiran di rak dan ketergantungan pengecer di toko.
·         Menarik konsumen pencari keragaman yang mungkin dapat beralih ke merek lain.
·         Meningkatkan kompetisi internal dalam perusahaan.
·         Mencapai skala ekonomis dalam iklan, penjualan perdagangan, dan distribusi fisik. Karakteristik portofolio merek yang optimal adalah kemampuan setiap merek didalamnya untuk memaksimalkan ekuitas bersama-sama dengan semua merek lain didalamnya. Prinsip dasar dalam merancang portofolio merek adalah memaksimalkan cakupan pasar, sehingga tidak ada pelanggan potensial yang diabaikan- melainkan untuk mengurangi tumpang tindih merek, jadi merek tidak bersaing untuk mendapatkan persetujuan pelanggan. Pemasar mengamati portofolio merek secara cermat sepanjang waktu untuk mengidentifikasi merek yang lemah dan mematikan merek yang tidak menguntungkan.


4)    Keputusan Penetapan Merek
Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk yang lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide atau campuran dari hal-hal tersebut. Keputusan produk telah banyak menarik perhatian masyarakat. Ketika membuat keputusan seperti itu, pemasar sebaiknya mempertimbangkan secara hati-hati masalah kebijakan publik dan peraturan yang melibatkan perolehan atau pembuatan produk, perlindungan hal paten, kualitas dan keamanan produk, dan jaminan atau garansi produk.
5)      Pengemasan
Pengemasan merupakan kegiatan mendesain dan memproduksi wadah atau pembungkus  produk. Kemasan dapat berupa wadah utama produk, kemasan sekunder yang dibuang pada saat produknya digunakan, kemasan yang dikhususkan untuk menyimpan, mengindentifikasi, dan mengirim produknya. Pelabelan, informasi yang dicetak pada atau di dalam kemasan juga termasuk bagian dari pengemasan.



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.
Terdapat enam tingkat hierarki produk, dengan menggunakan asuransi jiwa sebagai contohnya : Keluarga kebutuhan ( need family ), Keluarga produk ( product family ), Kelas produk (product class), Lini produk (product line), Tipe produk (product type), Merek, Jenis produk . Klasifikasi Produk adalah sebagai berikut, yaitu : Ketahanan (Durability) dan Keberwujudan (Tangibility), Klasifikasi Barang Konsumen, dan Klasifikasi Barang Industri.
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semua hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.
Kotler dan Keller (2009 : 274 - 275) mengemukakan dua pendekatan dasar untuk mengukur ekuitas merek sebagai berikut : Pendekatan tidak langsung dan Pendekatan langsung.
Terdapat empat strategi penamaan merek menurut Kotler & Keller (2009 : 281) sebagai  berikut :  
1.      Nama individual. Nama keluarga selimut.
2.      Nama keluarga terpisah untuk semua produk

3.2  Saran
Penulisan tugas makalah ini, mungkin masih ada kekurangannya saya minta kritik dan saran untuk memperbaiki tulisan saya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar